Desa Wisata Bejalen

Setelah kota Malang ramai dengan Kampung Jodipan, dan Semarang ada Kampung Pelangi Kalisari, dan Jogja kalau tidak salah dengan Kampung Kali Code, semuanya identik dengan corak cat warna rumah yang warna - warni cerah sangat mencolok serta instagramable banget, kini di Ambarawa ada juga kampung yang hampir serupa, yaitu Desa Wisata Bejalen,

Uniknya selain warna - warni kampung ini juga menawarkan sebuah pengalaman menaiki perahu untuk berkeliling rawa, yang kebetulan memang lokasinya berada di pinggir Rawa Pening sisi sebelah utara, disini kalian juga bisa menikmati beraneka ragam kuliner, dan jajanan...

Waktu itu saya kesana pada saat hari libur, jadi lumayan ramai, kalau mau photo kalian harus bersabar karena harus bergantian dengan para wisatawan yang lain.. harga tiket waktu itu sekitar 5000 rupiah dapat jajanan berupa kacang kedelai kalau tidak salah karena memang sudah agak lupa saya.. kalau untuk parkirnya 2000/motor..

Saya pilih cuma jalan - jalan aja sambil photo - photo, karena memang tidak hobi naik perahu, apalagi pada saat itu saya mengajak anak dan istri saya, jadi takut kenapa - kenapa aja, maklum agak sedikit parno... hhihihi, ow iya disana juga kalian kalau mau memancing juga bisa banget, tinggal bawa pancing dan umpannya dari rumah dan disepanjang kampung Wisata Bejalen terdapat sungai yang memang mengarah langsung menuju ke Rawa Pening, yang pastinya ikannya gede - gede..

Oke langsung saja tak usah berlama - lama kita langsung lihat penampakan photo yang sudah saya jepret melalui kamera saya... :











Yaa... segitu aja dulu dari saya sobat Toekang Doelan, saya lanjut lagi besok di tempat wisata yang lainnya...

SALAM LESTARI...!!!

Related Posts:

Benteng Pendem Ambarawa

Sekali kali kita akan mengulik wisata sejarah sobat Toekang Doelan, kali ini saya dan keponakan saya yang unyu - unyu pada ngajakin ke Benteng Pendem Ambarawa... Ceritanya mereka mau photo - photo untuk kenang - kenangan kelulusan SMP, oke karena waktu saya juga memang lagi luang ya udah saya pun bersedia buat motret mereka.. 

Waktu itu hari minggu pagi saya berangkat dari rumah, perjalanan dari rumah saya yang berada di Gubug Kab, Grobogan menuju ke Benteng Pendem Ambarawa ini memakan waktu sekitar 1 jam setengah, tidak ada halangan berarti saya sampai sana sekitar jam 10 pagi, langsung saya memarkirkan kendaraan kami lalu membayar tiket sebesar 5000 rupiah dan parkir 2000 rupiah

Dulunya benteng ini digunakan pada masa penjajahan Kolonial Belanda untuk Penjara para tahanan maupun tawanan Belanda, serem juga karena dengar - dengar sering kali terjadi penyiksaan terhadap para tahanan, kondisinya memang sudah tidak terawat, banyak lumut dimana - mana, dan waktu itu kami dilarang buat untuk naik ke lantai 2, dikarenakan kondisi lantainya yang lumayan sudah rapuh, 

Bangunan Benteng Pendem ini berbentuk persegi panjang dengan ada semacam pekarangan di tengahnya, terdiri dari 3 lantai, 2 lantai diatas permukaan tanah yang satunya lantai bawah tanah, saya sarankan kalau kesini jangan malam hari dikarenakan suasananya pasti menjadi semakin horror, tapi kalau kalian pengen uji nyali sih gpp, heuheuheu... 

oke langsung saja kita sikat hasil jepretan saya waktu disana sobat :









Catatan Kecil : 

* Jangan kesini malam - malam 
* Tiket dan Parkir 5000 , 2000
* Dilarang naik ke lantai atas bangunan karena sudah kropos
* Tidak fasilitas toilet maupun warung

Segitu aja dari saya sobat Toekang Doelan, saya pamit undur diri sampai jumpa di cerita saya yang berikutnya, jadi pantengin terus blog saya, karena akan selalu ada update cerita disetiap harinya... 

Jangan Kotori Lingkungan Kita 

Related Posts:

Gunung Ijen Banyuwangi


Rute yang saya lalui setelah berkunjung di Taman Nasional Baluran, saya masih berada disekitar Banyuwangi kali ini berbatasan dengan Bondowoso saya memacu motor saya menuju ke Gunung Ijen, kira - kira satu jam perjalanan dari kota Banyuwangi, dihari kedua perjalanan saya explore daerah Banyuwangi saya bermaksut menyambangi Kawah Gunung Ijen yang terkenal sampai ke penjuru dunia karena disana ada fenomena Blue Fire atau Api Biru, karena di Dunia memang cuma ada dua yaitu di Islandia dan dan Gunung Ijen Banyuwangi, Indonesia.

Karena memang sudah tempat wisata bertaraf internasional pemerintah Banyuwangi sudah sangat serius untuk memperbaiki fasilitas yang ada disana, seperti adanya tempat Camping yang sudah disediakan di Basecamp dan juga warung yang lumayan banyak, sampai sempat terdengar isu akan dibuatkan kereta gantung yang menghubungkan langsung ke Puncak Gunung Ijen, Jalanan menuju ke atas puncak sudah sangat bagus bahkan mirip jalanan yang ada di jalan raya sudah halus, cuma konturnya masih berupa tanah yang halus dan rata.. karena disini memang ada fasilitas unik yang tidak dimiliki oleh gunung - gunung lainnya di Indonesia seperti adanya ojek gerobak dorong yang dimanfaatkan orang yang tidak ingin berjalan capek - capek menuju berjalan ke puncak, akan tetapi dengan tarif yang lumayan fantastis bisa mencapai 1 juta sekali PP, tergantung berat badan penumpangnya.

Alhamdulillah saya sampai di Basecamp pada saat sore hari, memang target saya sebelum gelap harus sudah sampai disana, karena jalurnya yang melalui hutan jadi saya antisipasi berkendara pada saat masih ada cahaya matahari, setelah sampai disana saya langsung mendirikan tenda dan ingin beristirahat sebelum nanti pukul 2 pagi saya harus summit attack, biar tidak ketinggalan untuk menyaksikan fenomena Blue Fire, setelah beres mendirikan tenda saya langsung pergi ke warung dan setelah makan malam saya langsung bergegas kembali ke tenda untuk tidur.

Waktu sudah menunjukan sekitar jam 1 pagi saya bersiap - siap untuk naik kepuncak sialnya teman saya ini kedinginan dan katanya nunggu nanti aja kalau sudah mendekati subuh, ya sudah dari pada teman saya nanti kenapa - kenapa saya turuti saja, dan saya pun melanjutkan tidur kembali, karema memang kondisi fisik yang sudah lelah maksimal, saya kembali tertidur lagi, tepat pukul 5 pagi saya terbangun lalu bergegas menuju ke tiket dan membayar sebesar 10000 rupiah pada saat itu langsung saya tancap jalan agak cepat biar tidak kesiangan sampai di atas,

Setelah berjalan kira - kira 2 jam saya sampai di atas, dan memang sudah tidak bisa menyaksikan fenomena api biru karena memang sang surya sudah muncul kepermukaan, ya beruntungnya masih dikasih cuaca yang cerah..

oke langsung saja kita lihat hasil jepretan  saya ketika disana :




















Oh iya sobat Toekang Doelan, ada beberapa hal yang harus kalian ketahui jika akan berkunjung ke Gunung Ijen Banyuwangi, :

* tiketnya 10000 rupiah dan ada harga turis mancanegara tapi saya tidak tahu berapa pastinya
* Jika tidak membawa tenda ada tenda yang memang sudah dipersiapkan di basecamp
* Camping Ground Luas dan Aman
* Warung sudah lumayan banyak dan komplet
* Penderita sesak nafas dilarang untuk naik sampai ke Puncak Gunung Ijen
* Harus siap sedia masker karena arah semburan asap kawah sering berubah - ubah tergantung angin
* Api Biru hanya bisa disaksikan pada saat gelap

Mungkin itu saja dari saya sampai bertemu di cerita saya selanjutnya....

SALAM LESTARI....!!!

Related Posts:

Kawah Wurung Banyuwangi

Berdekatan dengan Kawah Gunung Ijen, ada sebuah tempat wisata yang bernama Kawah Wurung, sama - sama bernama kawah cuma pas waktu saya kesana tidak ada penampakan kawah sama sekali yang ada hanya padang sabana dan ada beberapa bukit yang memang dipenuhi dengan rerumputan, disana juga ada beberapa sapi yang memang sengaja dibiarkan mencari makan..

Setelah turun dari puncak Gunung Ijen sampai di Basecamp saya langsung segera beres - beres, melipat tenda, mandi dan melanjutkan perjalanan menuju ke Kawah Wurung, Kala itu saya menempuh perjalanan sekitar setengah jam sudah sampai disana, jalannya sudah halus aspal dan sebagian cor, tapi memang pada saat hampir sampai disana jalannya mulai masuk perkebunan dan lumayan jelek.. 

Karena pada saat saya kesana tidak waktu hari libur jadi tidak ada petugas yang berjaga diloket, parkirpun juga gratis, jadi saya juga tidak tahu berapa harga tiket masuk maupun parkir di Kawah Wurung. Untuk menuju ke spot Kawah Wurungnya dari parkiran kalian harus melewati beberapa anak tangga nanti saya kasih tunjuk photonya..

Waktu saya kesana itu sedang musim kemarau, jadi rumputnya kurang berwarna hijau, jadi kalau kalian pengen dapet view rumputnya yang hijau harus datang pada saat musim penghujan, ow iya kalau untuk fasilitas disana masih kurang memadai dengan tidak adanya warung dan toilet .. waktu itu saya sebenarnya lumayan lapar, karena waktu turun dari Gunung Ijen pikirnya nanti aja pas di Kawah Wurung, eh ternyata malah zonk..

oke langsung saja saya kasih lihat beberapa hasil jepretan saya :












Catatan kecil bagi kalian yang akan berkunjung kesana :

* Warung makan masih minim
* Medan menuju kesana lumayan jelek
* Anginnya kencang dan hawanya dingin jadi disarankan kalian membawa jaket tebal
* Areanya sangat terbuka jadi hati - hati kalau kalian kesana pada saat hujan
* Fasilitas Toilet tidak ada

Sampai disini dulu sobat Toekang Doelan sampai jumpa lagi dipetualangan saya berikutnya :
Jangan lupa selalu jaga kelestarian alam sekitar kita demi anak cucu kita kelak

SALAM LESTARI...!!!!

Related Posts:

Taman Nasional Baluran


Selamat berlibur kawan Toekang Doelan, gimana liburannya sudah kemana saja nih? saya ada saran nih tempat yang cocok untuk kalian datengin pas lagi cuaca cerah - cerah begini dan pas liburan juga, tempat ini berada di perbatasan antara Situbondo dan Banyuwangi, cuma orang - orang lebih taunya mungkin di Banyuwangi, namanya Taman Nasional Baluran, karena bernama Taman Nasional jadi segala sesuatunya yang ada di dalamnya memang dilindungi oleh Pemerintah, entah itu flora maupun faunanya... 

Waktu itu saya kesana sekitar bulan agustus tahun 2018, jadi pada saat musim kemarau, memang saya mencari moment pada saat musim kemarau biar bisa selalu melihat sunset dengan cuaca yang bagus, emang resikonya jadi lebih panas disetiap perjalanannya, tapi demi cuaca yang bagus sih tidak apa - apa, yang penting hasil yang saya jepret bisa bagus..

Baluran ini bisa ditempuh dengan jalur darat maupun jalur udara, sama - sama start dari Surabaya kalian kalau via jalur udara kalian harus naik pesawat di Bandara Juanda Surabaya dengan flight tujuan Bandara Banyuwangi, akan tetapi kalau kalian ingin berhemat kalian bisa pilih naik, Kereta, Bis ataupun Mobil dan Motor, karena waktu itu saya naik motor jadi saya jelaskan saja petunjuk bagi para pengguna motor,

Perjalanan enaknya itu dimulai pada saat pagi hari, kira - kira dulu itu saya menempuh waktu sekitar 10 jam perjalanan dari Surabaya jam 7 pagi sampai di kota Situbondo itu jam 4 sore, karena saya tanya sama warga Kota Situbondo jalur setelah ini yang akan saya lewati adalah hutan jadi saya memutuskan untuk menginap dulu di Kota Situbondo, rencana awal sih saya memang akan menginap langsung di Baluran demi keamanan, saya pilih menginap dulu di Situbondo, kebetulan saya numpang di Masjid Besar Kota Situbondo, waktu itu dengan syarat harus ninggal KTP di Pos Takmir Masjid, Alhamdulillah dapat kebaikan dari mas - masnya takmir masjid, karena di beberapa kota saya sering mendapat penolakan ketika akan menumpang tidur di Masjid.

Setelah menginap semalam. pagi - pagi sekitar jam 7 saya langsung bergegas menuju Taman Nasional Baluran, benar ternyata memang jalur yang saya lewati hutan belantara yang lumayan panjang, dan itu memang sudah masuk bagian dari Taman Nasional Baluran, hati - hati juga kawan saya sarankan jangan berhenti sembarangan di pinggir jalan hutan Baluran ini, karena masih banyak monyet liar yang berada di jalanan, takutnya nanti kalian diserang kawanan monyet ini, karena mereka sangat sensitif sekali dengan bau makanan yang mungkin kalian bawa di tas..

Sampai di Pos Penjagaan Taman Nasional Baluran saya harus berhenti dulu untuk membayar tiket sebesar 15000 rupiah /org dan untuk motornya bayar 5000 rupiah, wah sudah antusias sekali saya, karena selama ini hanya membayangkan pemandangan Baluran cuma dari layar HP aja, sekarang saya bisa melihat langsung keindahan Taman Nasional Baluran ini, perlu dicatat jalanan dari pos sampai ke lokasinya itu berjarak 15km tetapi jalan yang akan kita lewati ini sangat rusak parah, mungkin kecepatan saya pada waktu itu cuma sekitar 20km/jam, jadi ya sekitar 1 jam saya baru sampai dilokasi..

oke langsung saja saya kasih tunjuk beberapa photo saya waktu berada disana :














Disini itu sebenarnya masih ada lagi tempat yang bisa dikunjungi yaitu Pantai Bama namanya, akan tetapi saya harus segera menuju basecamp Gunung Ijen, karena rencananya setelah dari baluran keesokan paginya saya akan naik ke Gunung Ijen... jadi malamnya saya berniat bermalam di Basecamp Gunung Ijen di Paltuding, sebelum saya pamit ini ada

Hal yang perlu diketahui :

* Tiket 15000/org 5000/motor
* Jalanan masih rusak parah
* Dilarang keras membunuh atau membawa pulang Flora & Fauna
* Warung makan masih minim
* Tidak recomended kesini malam hari tidak ada penerangan sama sekali

Oke segitu saja dari saya , nantikan petualangan saya selanjutnya...

SALAM LESTARI...!!!

Related Posts: